CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN MOLEK ELIZA PART2

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN MOLEK ELIZA PART2

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN MOLEK ELIZA PART2, Hasrat-Bispak21 Kami balik arah, dan mereka berdua temaniku kembali lagi ke kelas. Dan ke-2  doiku ini gak jemu jemunya menarik dan mengejekku perihal Andy. Saya kembali lagi gak dapat membalasnya, cuma tersenyum malu dan pasrah terima semuanya. Saya cuman dapat mengharap kami lekas hingga sampai ke kelasku. Tetapi di saat kami hingga di muka pintu kelas, tiba-tiba saya berasa pengin buang air kecil.

"Sher… kamu kembali ke kelas saja dahulu. Jen, saya pengen ke toilet, kelak kalaupun ditanyakann pak Totok tolong bilangin saya masih ke toilet dahulu ya", saya menitip pesan pada Jenny.

"Eliza… saya temanin kamu ya…", Jenny merengek-rengek.

"Eh… gak perlu ah… sekejap saja kok", kataku sekalian ketawa geli.

"Ya telah dech, tidak boleh lama-kelamaan ya sayang… Sher, saya masuk dahulu, bye bye…", kata Jenny lalu sama-sama lambaikan tangan dengan Sherly, lalu masuk ke kelas.

Sherly sendiri terus merengkuh tanganku. Sebetulnya saya sedikit risi digandeng oleh Sherly dengan mesra sesuai ini, tetapi saya menurut saja sekalian mengharap dalam hati mudah-mudahan tak ada yang syak wasangka lihat kemesraan Sherly padaku yang sedikit di luar batasan ini.

Pada akhirnya kami hingga sampai di muka pintu kelasnya Sherly, serta saya menanti Sherly membebaskan gandengan pada tanganku.

"Telah dahulu ya Sher, saya ke toilet dahulu", kataku sekalian tersenyum di Sherly.

"Eliza… saya temani kamu ya…", bisik Sherly di telingaku.

"Ih kamu kok jadi seperti Jenny sich?… Gak perlu dech, saya kan cuma sesaat", jawabku dengan berbisik juga, serta kembali lagi saya ketawa geli.

"Iya dech, sampai kelak ya Eliza", kata Sherly dengan style sedih, namun dia mengangkat tangannya.

"Iya, hingga kelak", saya menjawab sembari lambaikan tanganku pula, lalu saya lekas ke arah toilet.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN MOLEK ELIZA PART2

Waktu saya akan masuk, saya berpapasan dengan Vera yang baru keluar toilet. Kami sempat sama-sama sapa, serta diam diam saya terasa bertanya-tanya, kenapa barusan Vera tersenyum aneh begitu sewaktu dia melihatku.

Entahlah, lalu saya terus masuk ke toilet wanita ini, dan dengan asal-asalan saya memutuskan satu diantaranya dari 6 kamar kecil yang ada pada dalam sini. Sehabis saya usai buang air kecil serta beres-beres busana dan rok seragamku, saya lekas keluar buat kembali pada kelasku.

"Emmphh…", saya menjerit terhenti waktu tiba-tiba ada suatu tangan yang membungkam mulutku.

Belum saya bereaksi, suatu tangan yang lainnya melingkar di muka dadaku serta menarikku ke belakang, dalam pelukan pemilik ke-2  tangan ini.

Saya meronta dengan hati takut, namun pelukan ini sangat kuat, sampai tanpa perlawanan yang mempunyai arti, saya udah terbawa masuk ke gudang yang ada pada samping toilet, tempat di mana Vera entahlah ditiduri atau tengan layani Dedi dan Pandu 2 hari lalu.

Penculikku ini selalu membawaku ke ujung tempat ini, sampai kami ada pada balik timbunan meja serta bangku tua. Tiada lepaskan bekapan tangannya pada mulutku, dia tekan bahuku sampai saya berjongkok, dan tidak lama kemudian penculikku ini duduk dari sisi kananku, lalu dia memangku badanku di atas pahanya.

"Eliza… kamu tidak boleh ribut! Tidak lama lagi ada tontonan yang memikat", bisik penculik ini dalam telinga kiriku.

Suara ini membuatku merinding sebab saya tahu ini suara Dedi. Saya tercenung sejenak, lalu saya mengusikk lambat. Lebih bagus saya menurutinya, sebab bila saya memunculkan kemelut, lalu banyak yang ketahui saya di gudang ini lagi berduaan dengan Dedi, apa saja faktanya namaku pasti remuk.
----------------------------------
Bekapan di mulutku dilepaskan, serta saya diam saja tanpa usaha menyaksikan menjurus Dedi. Di gudang ini entahlah bakal ada tontonan apa, namun selesai tontonan itu selesai, saya cemas Dedi gak dapat membiarkanku pergi demikian saja saat sebelum memaksakan saya layani gairah birahinya di gudang ini.

Saya tengah tidak suasana hati untuk ngeseks kini. Diam diam saya memikir bagaimana agar ini hari saya tidak harus memasrahkan lubang vaginaku ditembusi tangkai penis lelaki busuk ini. Kemungkinan saya dapat coba menjajakan service oral dengan argumen saya tidak ingin tepergok pihak lain sebab saya mengerang, atau saya takut ditanya guru di kelasku sebab saya kelamaan ada dalam toilet.

Dengan demikian mudah-mudahan sang kurang ajar ini terima alasanku serta tak memaksakanku untuk ngeseks dengannya. Saat lagi saya pikirkan adakah argumen yang lebih baik, tau-tau kurasakan Dedi menggandeng lenganku, serta saya arahkan penglihatan mataku mengarah yang dipilih oleh jemari telunjuk Dedi.

Saya termangu menyaksikan masuknya orang cebol langsung kukenali sebagai pelayan satu diantara stan di kantin sekolah. Saya tidak tahu nama sang cebol ini, tetapi saya tahu pemilik stan tempat sang cebol ini bekerja merupakan Cie Fifi, seorang wanita yang menurutku wajahnya elok, umurnya sekitaran 29 tahun.

Kehadiran sang cebol ini membuatku sedikit takut. Saya tahu diam diam sang cebol ini sukai memandang tajam menjurus Jenny, Sherly, saya, juga siswi lain yang tengah makan di kantin. Tidak tahu apa yang dibutuhkan Dedi dengan membawaku ke gudang ini saat ia mengerti sang cebol ini bakal masuk ke sini.

Sang cebol duduk dengan sesenang hati di bangku yang berada di tengah tempat ini. Saya gak mengetahui apa yang tengah dilaksanakan, apa tunggu seorang, atau dia memiliki rencana suatu hal yang lainnya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Tiba-tiba pintu gudang ini terbuka kembali, serta saya terheran lihat kehadiran Cie Fifi yang masuk dengan raut muka kecewa. Namun anehnya Cie Fifi jadi mendekati sang cebol yang lagi tersenyum senyuman menjijikan.

"Halo Fifi sayang", sapa sang cebol, sementara Cie Fifi cuman diam tidak menjawab.

Tidak beberapa lama kemudian sang cebol berdiri, dan seterusnya jantungku berdebar-debar kuat memandang suatu panorama erotis yang mengagetkan tersuguh di hadapanku.

Sang cebol menyelisip masuk ke rok Cie Fifi yang cuma diam saja. Kepala sang cebol yang saat ini ada pada dalam rok Cie Fifi, pas di muka pangkal paha Cie Fifi membuat sisi depan rok itu menyembul.

"Sshh…", Cie Fifi mendesah sembari pejamkan mata dan menggigit bibirnya sendiri.

Saya terus perhatikan sisi yang menyembul dari rok Cie Fifi yang pasti merupakan kepala sang cebol itu bergerak gerak, bikin nafsuku perlahan-lahan bangun, serta saya mesti usaha mengontrol napasku yang mulai mengincar.

"Mengapa elok? Kamu ingin digituin seperti Cik Fifi? Kok kamu ikut pula turut gigit bibir?", tau-tau kudengar bisikan Dedi.

Parasku berasa panas, saya baru sadar bila rupanya saya pula menggigit bibirku sendiri. Saya memandang Dedi dengan dongkol. Namun tentu saya gak dapat melakukan perbuatan beberapa macam ketimbang nasibku jadi jadi makin jelek. Saya gak tahu apa yang hendak berlangsung padaku jika saya bikin kemelut yang menjadikan sang cebol ini tahu saya ada pada sini.

Dedi cuma tersenyum senyuman, sama memuakkannya dengan senyum sang cebol barusan. Serta saya tidak dapat banyak berbuat sewaktu Dedi yang memangku badanku ini memegangku dari belakang dan memulai merayuku.

Dengan ke-2  tangannya yang memutari badanku dari belakang ini, Dedi mulai meremasi ke-2  payudaraku, kadangkala halus, kadangkala kasar, yang jelas tingkah Dedi ini membuatku was-was dan jantungku berdegap makin cepat.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Saya gak berani menepiskan sebab saya takut tepisanku kemungkinan mengakibatkan nada yang bisa-bisa kedengar oleh sang cebol itu maupun Cie Fifi. Saya cuman dapat usaha menggenggam ke-2  pergelangan tangan Dedi yang  lebih besar dari ke-2  pergelangan tanganku ini, dan saya coba tarik tangan Dedi ke bawah untuk melepaskan ke-2  payudaraku dari remasan remasan kurang ajar ini.

Namun tangan Dedi terlampau kuat untukku buat kusingkirkan demikian saja. Saya mengulet kurang kuat, fokusku buat lihat bab erotis di hadapanku ini mulai bubar lantaran saya sendiri sudah memulai terangsang gara-gara tingkah Dedi yang tetap meremas ke-2  payudaraku.

"Ded… hentikan…", bisikku dengan ketus.

"Ssst!", Dedi menyuruhku diam, tetapi kurang ajarnya ke-2  tangan Dedi itu menempel kuat serta lagi meremasi ke-2  payudaraku.

Sadar akan peluang Cie Fifi dengar suaraku barusan, saya menyaksikan mengarah Cie Fifi. Nyatanya dia lagi pejamkan mata serta mendesah tidak karuan sembari memegang sembulan di sisi depan rok yang dikenainya, yang benar yakni kepala sang cebol.

Meskipun jantungku berdegap cepat menyaksikan itu semuanya, terasa sakit di ke-2  payudaraku membuatku kembali menggeliang, dan saya coba menjauhi payudaraku dari remasan remasan nakal ini. Tetapi dimanapun saya bergerak, telapak tangan Dedi masih menempel kuat serta lagi memberinya remasan di ke-2  payudaraku.

Pikiranku mulai kisruh serta napasku mulai berasa sesak. Perlahan-lahan namun tentu, saya mulai teraniaya karena rasa panas yang mulai menjalari badanku ini.

Selanjutnya saya menunjuk stop menggerakkan badanku, namun saya coba menggenggam dan menarik ke-2  telapak tangan Dedi yang repot mainkan ke-2  payudaraku ini. Saya sadar tenagaku gak bakal ada berarti untuk Dedi, namun saya tidak pengen berserah demikian saja.

"Mhhh…", saya dengar rintihan Cie Fifi.

Perhatianku kembali tertuju pada fragmen erotis di depanku. Entahlah semenjak kapan, saya menyaksikan satu helai celana dalam yang tergolek di dekat kaki Cie Fifi.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN MOLEK ELIZA PART2

Itu pastilah celana dalam Cie Fifi yang diambil terlepas oleh sang cebol. Dan Cie Fifi yang saat ini sedikit membungkuk, mendesah serta mengerang dengan muka seperti meredam sakit saat lagi sang cebol repot dalam rok Cie Fifi.

Saya pejamkan mataku, mengandaikan di rok Cie Fifi itu tak ada lembar celana dalam yang buat perlindungan vagina Cie Fifi. Serta sekarang sang cebol itu entahlah tengah menjilat-jilati bibir vagina Cie Fifi, menyeruput dan memagut bibir vagina Cie Fifi, atau lagi merayu serta mengeduk lubang vagina Cie Fifi dengan lidahnya, atau mungkin dengan jarinya.

Rasa panas yang menjalari badanku ini lebih jadi selesai.  Saya sudah terangsang, entahlah lantaran remasan nakal yang sedang dilakukan Dedi di ke-2  payudaraku, atau sebab pikiranku yang melayang-layang mengayalkan apa yang terjadi di rok Cie Fifi itu.

Dan badanku menggigil waktu saya hampir tidak dapat membatasi diriku untuk mengesah lantaran Dedi mencium tengkuk leherku, serta kondisi jadi makin sukar untukku di saat saya merasai jilatan Dedi di tengkuk leherku ini.

IV. Akhir Penderitaan Cie Fifi, Awalan Deritaku

"Saya pun baru ketahui kira-kira dua pekan yang lalu, kalaupun bu Fifi itu bisa juga digunakan seperti kamu", bisik Dedi di telingaku.

Pengin rasanya saya menampar Dedi karena ucap-ucapannya yang benar-benar kurang ajar itu. Tetapi saya tidak berani melaksanakannya, selain saya takut kemunculanku di sini diketahui oleh Cie Fifi dan khususnya sang cebol, saya gak pengin terima balasan yang aneh aneh dari Dedi dan membuat nasibku bertambah jelek.

Karenanya saya cuman dapat memandang Dedi dengan jengkel, namun bibirku malahan dipagut oleh Dedi. Saya pejamkan mataku serta mengendalikan rintihanku. Saya cuma dapat pasrah membebaskan Dedi melumat bibirku hingga ia senang.

Tetapi di saat napasku nyaris habis, saya meronta sampai bibirku lepas dari pagutan Dedi, dan saya cepat usaha mengendalikan napasku sepelan barangkali biar dengusan napasku ini tidak hingga sampai kedengar Cie Fifi atau sang cebol.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Nungging di sono, Fifi", tiba-tiba kudengar suara sang cebol, yang tanpa ada enggan memerintah Cie Fifi langsung mengatakan nama Cie Fifi demikian saja.

Saya kembali perhatikan mereka. Telunjuk sang cebol bergerak ke selembar kardus kusam dari sisi bangku tempat di mana dia menanti Cie Fifi barusan.

"Dasar kurang ajar. Kamu ingat ya! Ini hari telah ke sembilan!", kata Cie Fifi dengan 1/2 memarahi di sang cebol.

"Iya iya… tinggal 1 kali kembali. Telah cepat nungging", sang cebol menyepakati.

Kendati pun raut muka Cie Fifi nampak jengkel, Cie Fifi mengikuti perintah sang cebol. Cie Fifi berlutut, lalu menopangkan ke-2  tangannya di lantai. Lalu Cie Fifi merendahkan badannya serta menumpukan kepalanya di ke-2  tangannya yang sekarang terlipat namun tetap menyangga di lantai.

Tiada bercakap apa apalagi, sang cebol melepaskan celana panjang dan celana dalamnya yang cukup kusam. Lantas dia dekati Cie Fifi yang udah menungging itu dan membeberkan rok Cie Fifi ke atas. Tiada perlawanan sekalipun dari Cie Fifi waktu celana dalamnya dilorotkan sang cebol sampai ke lutut.

Sang cebol udah siap-siap untuk nikmati badan Cie Fifi. Dia berdiri berada di belakang bokong Cie Fifi, ke-2  kakinya cukup direntangkan sedikit, dan sekejap kemudian…

"Engghh…", Cie Fifi melenguh.

Kusaksikan badan sang cebol telah mulai bergerak mundur-maju disertai desahan serta rintihan Cie Fifi. Entahlah mulai sejak kapan Cie Fifi jadi budak sex sang cebol ini, namun apabila sudah kali ke sembilan seperti kata Cie Fifi barusan, saya tidak bertanya-tanya memandang sikap sang cebol yang berani serta sekehendak hati seperti barusan.

Saya tidak pernah mengira Cie Fifi yang keseharian kelihatan demikian ramah serta enerjik, nyatanya mengubur soal yang gak berbeda jauh denganku. Saya terasa haru pada Cie Fifi biarpun dari percakapan mereka barusan, kemungkinan Cie Fifi tinggal 1x kembali memasrahkan badannya dijarah oleh sang cebol itu.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN MOLEK ELIZA PART2

Tetapi sebuah remasan kurang ajar pada ke-2  payudaraku ini menyadarkanku jika waktu ini nasibku gak lebih bagus dari Cie Fifi.

"Elok, saya horny nih… Habis mereka usai kelak, saya pula pengen sama kamu sayang…", bisik Dedi di telingaku, serta dia lagi meremas remas ke-2  payudaraku denzgan keras.

Saya mengulet kesakitan. Serta ujaran Dedi barusan membuatku tegang. Kelak Dedi bakal memaksakanku ngeseks dengannya. Saya terlintas intimidasi Dedi pada tempat tambal ban itu, serta hal demikian membuatku khawatir lantaran tidak lama lagi saya bakal memperoleh permasalahan kalaupun Dedi mengerti saya menggunakan celana dalam.

‘Duh… bagaimana ini? Cepat Eliza… berpikiir…', saya berteriak dalam hati.

Saya terkenang mengenai beberapa argumen yang kupikirkan barusan. Sekarang tinggal bagaimana langkahnya saya meminta agar Dedi pengin dengar alasanku dan tak memaksakanku buat ngeseks dengannya.

"Oooh…", kudengar Cie Fifi mengesah sampai saya kembali melihat Cie Fifi.

Nyatanya sang cebol tengah bergairah memaju mundurkan badannya ke selangkangan Cie Fifi. Badan Cie Fifi tergoyang guncang, membuatku sedikit ingin tahu apa penis sang cebol itu lumayan besar. Namun saya kembali menggelinjang kesakitan sewaktu Dedi meremas ke-2  payudaraku dengan gaungs.

"Ded, udah… sakit… turunin saya donk", saya berbisik dengan geram di Dedi.

"Habis empuk sich", jawab Dedi kurang ajar sembari meremas bongkahan payudaraku 1x kembali, lalu dia menurunkanku dari pangkuannya.

Saya memandang Dedi kecewa, dan dia cuma tersenyum senyuman, kayaknya dia puas seusai buat ke-2  payudaraku ini mainannya mulai sejak barusan.

Suara rintihan Cie Fifi ditambahkan dengusan sang cebol, membikin situasi di gudang ini jadi sedikit ribut, jadi saya berpikiran ini saat yang pas buat memberikan iktikad dan alasanku di Dedi tanpa takut kedengar oleh Cie Fifi maupun sang cebol.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Ded, saya barusan itu hanya pamit ke WC. Saya oralin kamu saat ini saja ya, ngerinya kelak saya dicerca sama guru jika saya kelamaan di sini.", saya berbisik lambat sembari memandang Dedi serta melepaskan celana panjangnya sesuai kebutuhan.

Dedi diam, nampaknya dia tengah berpikiran.

"Ya telah, saat ini saja", jawab Dedi yang dengan berbisik.

Saya lega dengar jawaban Dedi, serta saya lekas bergeserkan celana dalam Dedi untuk cari penisnya. Saya tercenung sementara memandang penis itu udah ereksi, serta sewaktu saya memegang tangkai penis itu, berasa demikian keras.

"Udah berdiri Cantik… karena sebab kamu", bisik Dedi dengan berlaga mesra.

Saya sedikit geli  dengar rayuan cabul Dedi. Tetapi saya gak ingin menghabiskan waktu, saya lekas mulai merayu penis Dedi, mengocak tangkai penis itu secara halus.

"Oooh… nikmatnya memekmu Fiii", saya dengar sang cebol merintih, serta waktu saya melirik menjurus mereka, saya memandang sang cebol lagi menarik penisnya.

Nyatanya sang cebol cepat juga keluar. Bagaimana dengan panjang penisnya? Apa lebih pendek dari beberapa punya beberapa pejantan yang sempat mencabuliku?

Sekarang Cie Fifi terbujur rebah di atas kardus itu. Seingatku, sejak mulai barusan Cie Fifi cuma mendesah atau mengesah saja, namun gak hingga sampai melenguh seperti misalnya wanita yang lagi alami orgasme. Apa sebab penis sang cebol itu terlampau pendek? Atau mungkinkah penis sang cebol itu pula seperti penis punya wali kelasku, yang benyek dan cepat keluar itu?

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama