CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN MOLEK ELIZA PART5

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN MOLEK ELIZA PART5

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN MOLEK ELIZA PART5, Hasrat-Bispak21 Ke-2  payudaraku pastilah mulai kelihatan oleh Wawan serta Suwito yang saat ini jadi menelan ludah. Saya terus turunkan handuk ini sampai ujung atas bibir vaginaku yang telah berkali kali berisi penis mereka itu terpajang di depan mereka.

Wawan serta Suwito terus melotot menyaksikani badanku, hingga sampai mata mereka seperti mau keluar tempatnya. Saya kian bergairah memikat mereka, serta pada situasi telanjang bundar seperti berikut, perlahan-lahan saya mengubah badanku, lalu saya mengambil langkah menjurus almari bajuku dengan kaki tersilang seperti seorang bentuk yang lagi berjalan pada atas catwalk.

Saya ambil bra serta celana dalamku dari almari bajuku, berencana kupilih bra yang mempunyai ukuran paling kecil antara seluruh punyaku. Lantas saya kembali merapat ke jendela, serta saya ambil langkah kesana dengan tipe seperti barusan sekalian mengerling nakal dari mereka.

Seterusnya saya berniat berlambat lamban kenakan bra ini, perlahan-lahan tutup ke-2  payudaraku.

"Non… mari non… membuka dong…", saya dengar nada Wawan serta Suwito di luar yang meminta meminta dengan paras asusila mereka itu.

Tidak tahu apa yang mereka meminta untuk dibuka, bra yang telah kukenakan ini, atau daun jendela kamarku ini, atau pintu kamarku, yang nyata saya mustahil ingin menyetujui permintaan mereka.

Dan dalam hati saya bersungut-sungut, disini saya dapat dengar kata-kata mereka yang tidak terlampau keras itu dengan terang, tetapi barusan itu mereka beraga tidak mendengarku. Karena itu saya memilih untuk bikin mereka tambah haus serta lapar akan badanku, toh saya aman aman saja dalam sini.

Saya kembali mengerling dengan nakal menjurus mereka berdua. Saya lagi memakai celana dalamku, serta seperti barusan, saya berlambat pelan tingkatkan celana dalamku melintasi ke-2  pahaku, hingga kemudian celana dalamku ini tutup selangkanganku dengan prima.

Lalu saya dekati mereka, seperti saya pengin menunjukkan badanku lebih terang dari mereka semua.  Seterusnya saya membawa ke-2  tanganku, pejamkan mataku serta memutar badanku seolah tengah menari.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN MOLEK ELIZA PART5

Lalu saya melebarkan tanganku, menggenggam gordin jendela kamarku dan tutup sejumlah badanku dengan tirai itu, sembari mengerling nakal menjurus mereka bertiga.

"Telah, saya ingin tidur!", saya berbicara dengan suara keras, lalu saya tutup tirai jendela kamarku ini.

Saya ketawa geli memikirkan tidak tahu sekesal apa Wawan dan Suwito waktu ini padaku. Kudengar dobrakan dobrakan kecil pada jendela kamarku, namun saya pastinya gak pengen menyikapi semuanya itu.

Perlahan-lahan saya menghela napas panjang, lalu saya ke meja dandanku buat keringkan rambutku dengan hair dryer. Pada saat saya keringkan rambutku, kudengar handel pintuku tersentak sentak sekian kali, ternyata mereka telah terbakar gairah serta memaksakan masuk ke sini buat mendapatku, meniduriku dan melumat habis badanku.

Jantungku berdetak kuat, serta saya jadi sedikit tegang juga.  Namun saya coba tenang. Saya tahu saya bakal aman dalam kamarku, mereka tidak akan berani melakukan perbuatan lebih jauh seperti menggedor pintu kamarku ini. Seusai rambut ini kusisir rapi sampai berasa lembut dan nyaman, saya menetapkan untuk selekasnya tidur siang.

Saya gak pengin tidur kelamaan, jadi saya menyetel weker supaya berdering saat jam lima sore kelak. Lantas dengan kenakan bra serta celana dalam sebagai berikut, saya meyusup masuk ke bed cover ranjangku.

Cukup susah saya usaha untuk selekasnya tertidur. Andy terus keluar di hadapanku tiap saya pejamkan mataku. Jika saya buka mataku, saya jadi pengin malam selekasnya datang dan memikirkan begitu senangnya saya saat nanti Andy menghubungiku.

Saya tersenyum senyuman sendiri, serta tidak tahu berapakah lama setelah itu baru saya pada akhirnya dapat tertidur.

VI. Marah Tiga Pejantan
Masih jam 1/2 empat sore waktu saya telah terjaga dari tidur siangku. Namun rasa letih serta pegal yang menganiaya badanku sepanjang tiga ini hari telah menyusut banyak. Dan saya telah tersenyum senyuman kembali sebab bayang-bayang Andy telah kembali isi hatiku.

"Non… non…", kudengar nada Sulikah yang mengetok pintu kamarku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Iya, mengapa mbak?", tanyaku cemas.

"Ada tukang surat yang meminta tanda-tangan non Eliza", kata Sulikah.

"Oh ya mbak, sesaat", jawabku dengan malas.

Saya keluar bedcover ranjangku, serta udara dingin AC kamarku langsung menimpa badanku yang cuman berbalut bra dan celana dalam saja. Saya menggigil sementara serta langsung lari ke dalam almari bajuku, lalu saya selekasnya memakai pakaian rumah versi kandungannya.

"Aduh… urgent deh…", saya menyambat dengan risau.

Saya melihat dari balik korden jendela kamarku, nampaknya Wawan dan Suwito telah tidak di muka jendela kamarku. Entahlah berada pada mana mereka saat ini, tak boleh jangan mereka lagi nungguin saya di muka pintu kamarku.

Jadi dengan takut takut saya melihat dari kaca pengintip pintu kamarku, dan saya cuman dapat menyaksikan Sulikah yang tungguku.

"Mbak, harus saya ya yang tanda-tangan?", saya ajukan pertanyaan dengan impian jawabnya tak.

"Kata tukang suratnya sich harus non Eliza", jawab Sulikah.

Saya sedikit lemas dengar jawaban Sulikah ini. Saya mau melepaskan tukang surat itu pergi, tetapi saya tidak pengin selanjutnya saya jadi bertambah sibuk bila rupanya yang bisa diungkapkan tukang surat itu suatu yang perlu. Terpaksa sekali saya meniti efek ini. Perlahan-lahan saya buka pintu kamarku, dan dengan berharap harap kuatir saya melihat apa mereka ada pada kurang lebih sini.

"Mbak, mereka ada pada mana?", tanyaku dengan berbisik bisik.

"Barusan sich berada pada kamar mereka, mbak", jawab Sulikah sekalian tersenyum senyuman.

Dasar, ini orang lihat anak majikannya takut bakal dicabuli, bukanlah kasihan, malahan senyuman senyuman sesuai ini. Saya sedikit dongkol di Sulikah, namun saya gak berujar apa apa serta lekas turun ke arah pintu gerbang.

"Ya pak?", tanyaku sewaktu saya telah ada dalam hadapan pengantar itu.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

"Ini ada kiriman untuk mbak, tolong tanda-tangan di sini ya", kata loper itu sembari memberinya suatu amplop padaku, yang nyatanya didalamnya Potongan harga Card dari restaurant favorite Jenny, berikut dengan suatu pertanda terima dan pulpen padaku.

"Oh ya, terima kasih pak", saya berujar puas serta menanda handel pertanda terima itu, lalu saya masuk ke dengan gembira.

Memiliki arti esok atau Senin saya dapat ekspos di Jenny dan Sherly, saya lebih dulu yang mendapatkan Potongan harga Card ini. Dan saya dapat membayari mereka berdua di situ untuk bikin mereka kian jengkel padaku :p

Namun jantungku hampir stop saat di garasi saya memandang Suwito langsung memburuku dengan cakepg seperti orang kelaparan. Saya menjerit ketakutan menghindar cekalan Suwito, serta saya lari ke dengan cemas, mengharap saya tetap masih masuk ke kamarku serta mengamankan pintu.

"Tidak mesti lari non, buang waktu saja", ledek Suwito sembari ketawa, dan dia mulai menyebutrku, membuatku bertambah ketakutan dan saya selalu lari menuju tangga.

"Aaah… jangaan…", saya menjerit takut di saat tau-tau Wawan tampak dari balik tangga, serta saya mengelit sebisaku di saat Wawan pun akan tangkapku.

Saya gak dapat ke tangga, pula gak dapat lari ke luar. Saya lari ke area tamu, tetapi perlahan-lahan mereka malahan membuatku tersudut di sofa ruangan tamu. Saya jadi ngotot dan melompati meja di area tamu ini, lalu saya dengan maksud larikan diri ke ruangan keluarga.

Tetapi mereka lebih bisa cepat merintangiku, serta selalu mengungkungku sampai saya kembali terdesak, terkepung di grandfather clock yang terpancang di area tamu ini.

"Udah non, saat ini non Eliza berserah saja…", kata Wawan yang tambah merapat serta siap-siap menangkapku.

"Waktunya non berserah serta main main sama kami", Suwito menambah sekalian tersenyum asusila.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN MOLEK ELIZA PART5

Jantungku berdegap lebih cepat. Saya tahu saya tidak boleh hingga sampai ketangkap mereka. Lantaran mereka berdua yang benar nanti akan ditambah lagi pak Berbudiin, pasti akan menyetubuhiku hingga mereka bahagia menyelesaikan marah birahi mereka padaku.

"Ko… kok telah pulang?", kataku sembari arahkan penglihatanku ke pintu penting area keluarga yang nampak disini.

Wawan dan Suwito langsung menengok menjurus pintu, tentu mereka terperanjat 1/2 mati dengar kata kataku barusan.

Kesempatan saat ini langsung kugunakan buat larikan diri ketujuan tempat keluarga, dan saya dapat lolos dari kepungan mereka berdua.

"Wah non Eliza nakal!", gerutu Suwito yang selanjutnya langsung mengartikulasikanrku.

"Gak boleh lari non!", hebat Wawan yang turut melafalkanrku.

Saya mati matian lari secepat-cepatnya ketujuan tangga, dan keliatannya saya memanglah bisa semakin cepat pada mereka. Saya selalu ketujuan ke kamarku, serta saya sukses menutup pintu kamarku cocok saat sebelum handel pintu kamarku ini tersentak sentak.

Jantungku ibaratnya bakal lepas. Jelas Wawan serta Suwito sedang usaha buka pintu kamarku. Namun saya pula sadar jika saya udah aman dalam kamarku ini.

‘YES!!', saya berteriak dalam hati dengan puas.

Lega sekali rasanya saya dapat terlepas dari 2 maniak itu. Bukan saya gak pengin layani mereka, saya cuman pengin simpan tenagaku ini hari, amat tidaklah sampai saya tuntas telephone dengan Andy malam nanti.

Saya sedikit berkeringat gara-gara barusan lari dengan maksimal seperti barusan. Napasku pun sedikit gak memiliki aturan serta badanku sedikit gemetaran, namun saat ini sudah semua aman. Serta saya berpikiran jika merendam di air hangat barangkali dapat turunkan kegentinganku.

Karenanya saya ambil satu set pakaian tukar komplet dengan bra dan celana dalam dari almari bajuku, dan saya mengambil langkah ke kamar mandiku. Gak lupa saya mengikutsertakan handuk yang terkait di muka wastafel, serta saya siap-siap nikmati nyamannya bathtub kamar mandiku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Haaaaah…", saya menjerit ketakutan saat saya menyaksikan pak Bijakin yang ada pada kamar mandiku, tidak tahu sejak mulai kapan dia ada pada sini.

Lembar untuk lembar busana yang kubawa bertumbangan ke lantai kamarku pada saat saya mundur mundur sekalian menggelengkan kepalaku berkali kali, sementara pak Bijakin mulai dekatiku.

"Pak… tak boleh pak…", saya merengek-rengek dengan suara memelas, namun kondisi ini sama, pak Bijakin selalu dekatiku.

Saya bertambah kuatir, gak tahu mesti lari ke mana. Namun saya masih miliki angan-angan. Asal saya dapat menipu pak Berbudiin sampai saya dapat lari ke kamar mandi dalam kamarku ini dan mengamankan pintunya, kemungkinan saya tetap bisa selamat, sekurangnya untuk beberapa waktu.

"Pak… ya sudah Eliza ingin sama pak Berbudiin saja, namun tidak boleh panggil yang lain ya", saya berniat merengek-rengek dengan manja serta saat ini saya malahan merapat menjurus pak Bijakin.

Saya akan menarik kaus yang kukenakan ini, namun saya hentikan niatku di saat pak Bijaksanain yang tetap berdiri di muka pintu kamar mandiku ini malahan buka korden kamarku yang memanglah ada di dekatnya.

Saya telah putus harapan, keinginanku redup sekalipun saat saya lihat kunci jendela kamarku dibuka oleh pak Bijaksanain, sebab itu memiliki arti jalan masuk ke kamarku terbuka buat Wawan serta Suwito.

Saya tidak mungkin punyai cukup waktu buat larikan diri melalui pintu kamarku yang terkunci ini, karena pada saat saya memutar kunci pintu kamarku, pak Bijakin sudah pasti menangkapku.

"Saya sich suka senang saja non bila dapat ngeseks sama non sendirian, hanya saya tidak nikmat sama Wawan dan Suwito. Saya dapat turut nikmati non Eliza kan atas mereka ", kata pak Bijaksanain yang saat ini kembali merapat ke arahku.

Saya sangat kecewa dengar kata-kata pak Berbudiin, yang benar-benar betul itu. Bila dahulu Wawan serta Suwito tak mulai kekurang tuntunan mereka padaku, belumlah tentu pak Bijaksanain dapat turut nikmati badanku sama mereka.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN MOLEK ELIZA PART5

Lebih kembali, belum pasti saya mesti jadi budak sex mereka bertiga di rumahku sendiri semenjak tahun akhir 2004 tempo hari.

Tetapi tidaklah ada waktu buatku untuk mengenang saat saat lalu.  Saya sadar waktu ini pak Bijakin udah dekat sekali, dan saya sempat mengelak ke belakang untuk menghindari saat pak Bijakin coba tangkap badanku.

"Pak…", saya kembali mundur mundur ketakutan, saat ini saya sungguh-sungguh terasa dapat disetubuhi.

"Fiiin, kowe onok ndek njero toh? Mari bukaen pintu kamare dol!", saya dengar Wawan berseru dari depan pintu kamarku.

"Yo, untung toh maeng saya ngenteni nang njero kamar mandine non Eliza? Lek nggak, saiki kene lak ngaplo maneh? Namun saiki kowe mlebu teko jendelo ae Wan, kuncine wes gak buko. Wedine non Eliza mlebu lan sembunyi nang njero kamar mandine lek saya mbukano pintu gawe kowe. To, kowe ngenteni nang ngarep pintu ae, ben Wawan seng mbuka pintune gawe kowe", kata pak Bijaksanain dengan bahasa Suroboyoan dari mereka, dan pak Bijakin terus dekatiku.

Yang tidak memahami omongan mereka yang memanfaatkan bahasa Suroboyoan itu, barusan Wawan menanyakan apa pak Bijaksanain ada pada dalam kamarku, dan memerintah pak Berbudiin buka pintu kamarku untuk mereka.

Pak Berbudiin menyetujui jika dia berada pada dalam sini, sekalian menyenangkan hati diri lantaran dia barusan tunggu dalam kamar mandiku. Bila tidak, kini mereka jelas kembali tidak bekerja. Tetapi pak Berbudiin memerintah Wawan masuk ke kamarku lewat jendela kamarku yang kuncinya udah dibuka olehnya, karena pak Bijaksanain was-was saya dapat masuk dan sembunyi di kamar mandiku saat lagi dia buka pintu kamarku buat Wawan.

Diluar itu pak Berbudiin pula memohon Suwito untuk tunggu di muka pintu kamarku, hingga sampai Wawan buka pintu kamarku untuk dirinya. Dengan demikian saya mustahil dapat larikan diri melalui mana pun, karena semuanya jalan keluar kamarku telah terbangun oleh mereka.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Nyata-nyata edan, pak Bijakin hingga udah bikin taktik semacam ini buat tangkapku, dan benar-benar mereka sukses membuatku terkepung di kamarku sendiri. Entahlah bagaimana dia dapat pikirkan perihal ini, yang pasti kini saya telah tidak dapat lakukan perbuatan apa apalagi, serta saya tinggal menanti waktu saat sebelum badanku ini jatuh ke tangan mereka.

"Aduh… gak boleh paak…", saya menjerit di saat ke-2  tanganku udah ketangkap pak Bijakin yang tau-tau mencekalku, dan saya betul-betul tidak sempat mengelak sebab semangatku udah sirna.

Saya mulai coba meronta, namun seluruhnya buang waktu saja. Apalah makna tenagaku, seorang gadis yang imut bila ketimbang dengan pak Bijakin yang mempunyai tubuh tegap dan kekar itu?

Tidak lama kemudian Wawan masuk dari jendela kamarku, lalu dia mengamankannya. Korden itu  ditutup olehnya.

"Pintar kowe Fin", kata Wawan yang nampak amat suka dengan sukses trik pak Berbudiin.

Lalu Wawan melangkah ke pintu kamarku, sekalian menatapku dengan senyuman penuh kemenangan, serta dia buka pintu kamarku buat Suwito. Mereka berdua sama sama tos dengan semangat, membuatku makin lemas menyaksikan ini semua. 

VI. Pembantaian Itu Mulai
Lengkaplah ke-3  pejantan yang akan lekas melumat badanku untuk mengeluarkan sakit hati mereka padaku. Tidak tahu mereka akan menggasakku seperti apakah, saya gak berani mengayalkan nasibku akan seburuk apa ini hari.

Saya meronta ronta saat lagi Wawan dan Suwito dekatiku sekalian menyeringai. Meskipun sesungguhnya mereka berkali-kali nikmati badanku, tetap juga sekarang ini saya merinding takut memandang tatapan mereka yang seperti mau menelanku bundar bulat.

Saya lagi coba membebaskan ke-2  tanganku dari cengkraman tangan pak Bijaksanain.

"Jangan… gak boleh sekarang… esok saja… tak boleh hari ini… saya mmpph…", permintaanku yang sia sia ini terputus oleh Suwito yang dengan buas udah melumat bibirku.

Saat saya mengesah rintih hingga selanjutnya megap megap sebab kekurangan napas, kurasakan celana pendek berikut celana dalamku udah dilorotkan.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN MOLEK ELIZA PART5

Saya gak menyaksikan siapakah yang melakukan, tetapi dengan pak Berbudiin yang mencengkam ke-2  tanganku dan Suwito yang masih memagut bibirku, saya tahu eksekutornya pastilah Wawan.

Ke-2  kakiku sedikit direntangkan, dan seterusnya Wawan memagut bibir vaginaku dengan penuh gairah.

Saya mulai melemas, dan waktu pak Bijaksanain melepas cekamannya di tangan kananku, saya telah sangat rusuh untuk memakai tangan kananku tidak tahu buat memajukan Suwito masih repot melumat bibirku, maupun Wawan yang selalu memagut bibir vaginaku. Apalagi tenaga pada tangan kananku ini rasanya amblas entahlah ke mana.

"Mmhh… sudaah… lepaskan…", saya meminta dan merengek-rengek di saat Suwito melepas pagutannya pada bibirku.

"Lepasin? Non Eliza tidak boleh mimpi dech!", kata Suwito dengan napas mengincar, dan dia bersama pak Bijakin menarik kaus yang kukenakan ini ke atas sampai lepas dari badanku.

Sekarang saya tinggal memakai bra yang mempunyai warna putih ini, serta saya tahu sesaat lagi pembantaian pada diriku bakal selekasnya mulai.

Pak Bijaksanain dan Suwito yang berdiri di sebelah kiri serta kananku ini, melingkarkan ke-2  tanganku di leher mereka.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama